Aku Kamu Bukan Kita Tapi Dia Adalah Kita

Cerpen Romantis - Kata orang jodoh memang tidak akan kemana-mana tapi kalau bukan jodoh bakal ke mana-mana. Inilah yang saat ini aku alami. Awal cerita aku dan Fitri sudah berpacaran semenjak kami duduk di bangku sekolah SMA.

Dan tak terasa aku dan Fitri sudah berpacaran selama 6 tahun lamanya. Hubungan kami terbilang harmonis dan jarang terjadi masalah.

Cerpen Romantis

Dan saat ini aku memutuskan untuk melanjutkan hubungan serius dengannya. Karena sekarang aku telah bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan makanan. Memang gajinya tidak seberapa tapi kurasa cukup untuk biaya hidup aku dan anak-anak kami kelak. Aku harap dia mau melanjutkan hubungan kami ke pernikahan.

Singkat cerita aku berencana untuk menemuinya sepulang kerja dan membahas kapan aku bisa mengatakan ke orang tuanya bahwa aku akan melamarnya.

 

" Wah senang banget yang mau melamar anak gadis" kata Nisya menyindirku.

 

" Haha iyalah, akhirnya aku bisa mengakhiri masa lajangku ini. Kamu gak mau ikutan nyusul Nis" kataku menyindir dia balik.

 

" Saya kapan-kapan saja kalau sudah ketemu yang pas. Tapi apa kamu sudah yakin dengan Fitri? jangan sampai kamu menyesal nantinya " kata Nisya padaku.

 

Nisya berkata begitu mungkin dia khawatir padaku karena dia adalah teman sekelasku saat SMA bersama dengan Fitri. Mungkin Nisya masih berpikir akan rumor bahwa Fitri dahulu adalah seorang playgirl dan bukan wanita yang baik. Namun menurutku itu sedikit berlebihan karena sampai sekarang rumor itu tidak terbukti.

Dari kantor aku bergegas menuju tempat di mana Fitri bekerja, menjemputnya untuk mengantarkannya pulang kerumahnya seperti yang biasa aku lakukan. Dan di sana aku menemukan ia sedang asyik berbicara dengan rekan kerjanya. Pria itu terlihat sangat akrab dengan Fitri seperti bukan menjalin hubungan sebatas rekan kerja. Namun aku tidak ingin berprasangka buruk.

Aku membuang jauh-jauh pikiran burukku itu dan menunggu hingga ia selesai dengan urusannya lalu mengantarnya pulang ke rumah. Dalam perjalanan aku pun bertanya padanya tentang kelanjutan hubungan kami. Aku berkata bahwa aku ingin melanjutkannya ke jenjang yang lebih serius lagi. Tapi entah kenapa dia seolah menolak rencana lamaranku.

 

" Fit, kapan aku bisa bertemu dengan kedua orang tuamu?? " tanyaku penasaran padanya.

 

" Memangnya kamu mau ngapain sih sayang mau ketemu orang tuaku segala?? " tanya Fitri balik padaku.

 

" Aku ingin melanjutkan hubungan yang lebih serius denganmu, oleh karena itu aku ingin menjumpai kedua orang tuamu dan melamarmu " kataku serius pada Fitri.

 

" Eh itu sepertinya beberapa bulan ini tidak bisa soalnya ayah dan ibuku lagi ada kerjaan di luar negeri dan rencananya mereka akan pulang akhir tahun ini "

 

" Oh begitu ya. Apa mereka tidak bisa balik sebentar saja beberapa minggu biar aku bisa menjumpai mereka langsung. Soalnya kurang sopan jika aku menyampaikan niatku melalui telepon dengan kedua orang tuamu "

 

" Tidak bisa loh sayang. Waktu itu aku juga pernah nelpon mereka waktu liburan semester supaya kami bisa menghabiskan liburan bersama. Tapi mereka lebih mementingkan kerjaan dari pada aku. Akhirnya aku liburan sendirian dirumah "

 

" Ya sudahlah tidak apa-apa, lain kali saja aku bertemu dengan orang tuamu. Tapi kalau mereka sudah pulang ke rumahmu tolong langsung beritahu aku ya.

 

" Ok,aku pasti akan kasih tahu kamu langsung, aku janji "

 

" Oh ya sayang besok kamu ada rencana tidak soalnya aku mau mengajak kamu ke acara pernikahan temanku "

 

" Tidak ada rencana sih hanya saja aku masih harus mengerjakan tugas kantor yang belum siap di rumah, soalnya besok tugasnya harus di serahkan ke pak bos. Gawatkan kalau nantinya di pecat hanya karena aku menemani kamu ke acara pernikahan temanmu "

 

" Iya sih. Ya sudahlah besok aku berangkatnya sama teman kerja saja "

 

Setelah mengantarnya pulang ke rumah, aku kembali ke kosan dengan perasaan kecewa dan sedikit sedih karena lamaranku padanya bakal tertunda.  Keesokan harinya aku pun pergi seorang diri menuju ke pesta pernikahan temanku itu. Secara kebetulan aku melihat Nisya yang sedang menunggu bus. Aku pikir dia mungkin akan pergi ke pesta temanku itu juga, jadi sekalian saja aku tawarkan saja tumpangan padanya. Nisya menerima tawaranku dan bersama kami menuju lokasi pesta tersebut.

 

" Mana pacarmu itu Dit? Masa kamu sendirian ke pesta pernikahan orang, macam jomblo saja!! " kata Nisya menyindirku "

 

" Mau gimana lagi Nis, dia lagi sibuk sama kerjaannya, mau tidak mau terpaksa harus pergi sendirian "

 

" Tapi menurutku Fitri sepertinya sudah menjadi gadis yang lebih baik semenjak pacaran denganmu, dia kelihatannya sudah banyak berubah "

 

" Kuharap kenyataannya memang demikian. semoga saja dia memang menekuni pekerjaannya bukan sedang bermain hati dengan pria lain "

 

" Hush jangan suudzon ( berburuk sangka) begitu. Lebih baik kamu percaya pada dia, bukannya kamu dan dia akan menikah sebentar lagi. Jadi ada baiknya kalian saling membangun kepercayaan mulai sekarang agar kelak pernikahan kalian awet "

 

"Menikah apaan Nisya. Lamarannya di tunda sampai orang tuanya Fitri kembali dari luar negeri. Sejujurnya saat ini aku merasa seolah ada yang dia sembunyikan dariku. Aku merasa seperti aku sedang terus-terusan di bohongi "

 

" Eh kenapa kamu bisa berkata begitu??" tanya risa yang terkejut dengan ucapanku. Mungkin dia terkejut karena selama aku berpacaran dengan Fitri hubungan kami sangat harmonis hingga jarang sekali ada masalah di antara kami berdua.

 

" Karena setiap kali aku mengajaknya kencan terkadang dia selalu banyak alasan dan hanya ingin berkencan di tempat tertentu pada waktu tertentu juga. Di tambah saat aku hendak menjemput dia di tempat kerjanya aku tidak sengaja melihat dia begitu mesra dengan rekan kerjanya. Pada mulanya aku berpikir itu hal yang biasa. Namun setelah aku menghubungkan kebiasaan kencan anehnya dan tingkah mesranya dengan rekan kerjanya aku berpikir dia selama ini mungkin berselingkuh di belakangku. Dan Puncak kecurigaanku bertambah ketika dia menunda pertemuanku dengan orang tuanya untuk melamarnya"

 

" Mungkin itu hanya perasaanmu saja, karena kamu sedang banyak pikiran jadi hal negatif tentang Fitri bermunculan di pikiranmu "

 

" Semoga saja begitu. Tapi entah kenapa aku merasa firasatku ini benar "

 

Tak berapa lama sampailah kami di pesta pernikahan temanku itu. Aku bersama Nisya langsung memberi selamat pada temanku itu atas pernikahannya. Kemudian kami bergabung dengan rekan kerja sekantor kami yang telah tiba duluan di sana. Di sana kami menikmati pesta serta makanan yang telah di sediakan. Tak berapa lama pandanganku tertuju pada gadis di sudut ruangan.

Aku merasa bahwa gadis itu mirip Fitri. Aku mendekatinya diam-diam untuk memastikan bahwa pandanganku tidaklah salah. Dan benar saja gadis itu adalah Fitri, dia sedang bergandengan mesra dengan pria lain. Namun aku tidak ingin langsung membenarkan perasaanku dan tak ingin langsung mendengar penjelasan darinya karena bisa saja dia nantinya memberikan alasan palsu.

Aku ingin memastikan hubungan sebenarnya dari mereka berdua dengan caraku sendiri. Aku duduk di belakang meja mereka duduk dan mendengarkan pembicaraan Fitri dan teman temannya.

 

" Siapa ini Fitri?? " tanya salah seorang temannya.

 

" Ini pacar baru aku " Jawab Fitri.

 

" Loh yang semalam-semalam di kemanain "

 

" Yang mana sih?? "

 

" Si adit loh, pacar kamu yang biasa antarin kamu naik mio itu? "

 

" Oh itu sih pacar khusus ojek aku, bentar lagi juga aku putusin "

 

" Hahah gila kamu ya Fit, pacar kamu banyak sangat di mana - mana. si Adit, Joni, Anton, Budi "

 

" Iya dong karena kebutuhan banyak jadi pacar juga harus banyak. Tapi setelah ketemu Rendi aku bakal mutusin mereka dan serius sama Rendi. Rencana kami akan menikah tahun depan. "

 

Mendengar hal itu hatiku terasa sakit, Jadi selama ini aku di selingkuhi dan di bohongi. Aku beranjak dari Meja tersebut dan pergi meninggalkan lokasi pernikahan. Tanpa aku sadari Nisya ternyata sudah ada di belakangku. Nisya yang melihat wajahku yang dilipat bertanya apa yang terjadi padaku.

 

" Kenapa kamu Adit, mukamu kok merengut gitu macam orang yang lagi buang air besar "

 

" Nanti aku jelasin di jalan Nis. lebih baik kita pergi dulu dari sini "

 

Aku membawa Nisya menjauh dari lokasi tersebut. Tak berapa lama aku putuskan untuk singgah di warung pinggir jalan yang lokasinya dekat dengan sungai untuk menjelaskan pada Nisya yang dari tadi terus bertanya penasaran atas perubahan sikapku yang tiba -  tiba.

 

" Memang ada apa sih Dit, kok kamu aneh begini "

 

" Ternyata selama ini Fitri selingkuh di belakangku dan memanfaatkan aku. Parahnya selama ini dia punya banyak selingkuhan. Pantas saja dia sering menolak kencan denganku dan selalu menentukan waktu dan tempatnya ketika kami akan berkencan "

 

" Apa kamu yakin itu Fitri, nanti kamu salah lihat "

 

" Iya itu memang dia Nis, aku melihatnya dan mendengar semuanya sangat jelas dengan mata dan kedua telingaku"

 

" Saya tidak menyangka dia demikian, ternyata rumor buruk saat kita SMA itu benar semua ya. Padahal saya kira semenjak berpacaran dengan pria baik sepertimu dia telah banyak berubah"

 

" Aku juga sama sepertimu Nis, aku tidak menyangka dia sebusuk itu. Padahal selama ini aku telah banyak berkorban untuknya tapi inilah balasan darinya. Besok aku akan menemuinya dan memutuskan hubungan pacaranku dengannya "

 

" Yah kamu jadi gagal nikah dong "

 

" Mau bagaimana lagi Nis, mungkin sudah garisan takdirku seperti ini. Mungkin tuhan berpikir dia bukan seseorang yang  pantas untukku. Suatu saat nanti insha Allah dia akan pertemukan aku dengan seseorang yang pantas bagiku "

 

" Aamiiin, semoga disegerakan bertemu dengan jodohnya ya Adit "

 

" Aaamiin Nisya "

 

Malam itu aku menghabiskan waktuku berdua dengan Nisya. Entah kenapa hati yang tadinya terasa sakit dan sedih seolah memudar hanya dengan menghabiskan waktu dengannya. Keesokan harinya aku memutuskan untuk bertemu Fitri dan mengakhiri hubungan yang telah kami jalani selama ini. Mendengar keputusanku gadis itu terkejut.

 

" Kenapa kamu tiba-tiba ingin putus Dit ?? Aku tidak mau kita putus.  Apa jangan-jangan ada orang lain ya makanya kamu ingin kita putus ??!! "

 

" Kamu bertanya kenapa aku ingin putus ??!! " Tanyaku dengan nada emosi.

 

"  Kamu tidak sadar akan dirimu sendiri ya, menuduh orang lain selingkuh padahal kamu sendiri yang bermain hati di belakangku !! Pokoknya mulai saat ini aku dan kamu Fitri tidak ada hubungan lagi "

 

" Tunggu jangan pergi dulu Dit, jelaskan dulu padaku apa maksudmu? " Fitri menahan tanganku sembari meminta penjelasan dariku.

 

"  Tidak usah berpura-pura Fit, aku sudah tahu bahwa selama ini kau hanya memanfaatkan aku dan bukan hanya itu kamu punya pacar di mana-mana selain aku " Aku melepaskan tangannya dan pergi meninggalkannya walaupun Fitri saat itu menangis.

 

Aku tahu air matanya itu hanya air mata palsu, air mata palsu yang berusaha menarik simpatiku. Dan saat aku simpati padanya maka sekali lagi aku akan terjebak dalam kebohongan dan menjadi boneka yang dikendalikan hanya untuk kepentingannya. Saat itulah saat dimana hubunganku dengan gadis itu berakhir. Setelah kejadian itu aku tak pernah lagi ingin berkomunikasi dengannya walaupun gadis itu sering kali meneleponku dan bahkan mengirim pesan singkat melalui Whatsapp padaku.

Beberapa bulan semenjak kejadian tersebut aku semakin dekat dengan Nisya. Hubungan kami memang hanya sekedar teman biasa saja hanya saja entah kenapa aku merasa nyaman dengannya. Dan Aku pikir Nisya adalah gadis yang lumayan cantik dan manis, Gadis itu memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan Fitri. Dia gadis yang baik hati, jujur dan taat beragama menurutku.

Pada mulanya perasaan ini aku pikir hanyalah perasaan biasa saja. Sampai suatu saat aku mendengar pembicaraan Nisya dengan orangtuanya tentang rencana pernikahan. Bahkan aku dengar dia telah memilih baju pengantin wanita yang disukainya dan berencana untuk berhenti bekerja akhir minggu ini karena akan menikah. Saat mendengar ia akan menikah hatiku terasa sakit dan seolah tak rela ia menikah dengan pria lain. Saat itulah aku sadar bahwa aku sebenarnya memiliki perasaan cinta padanya.

Beberapa hari sebelum ia berhenti kerja dan balik ke kampungnya. Tiap malam aku selalu berusaha memberi tahu hatiku agar mengikhlaskan Nisya dengan pria yang akan dinikahinya dan memendam perasaanku. Namun ternyata aku tidak bisa. Pada akhirnya sebuah ide gila muncul dipikiranku. Aku berencana membeli sebuah cincin dan melamarnya walaupun aku tahu dia akan menikah dengan orang lain. Kupikir tidak ada salahnya mencoba sebelum janur kuning melengkung pasti masih ada sedikit harapan.

Pada waktu yang telah aku tentukan, aku mengajak Nisya berdua ke pantai dengan alasan bahwa kami mengadakan pesta perpisahan untuknya di pantai pada sore hari ini. Nisya menerima ajakanku dan kami berdua pun berangkat menuju pantai. Sesampainya di sana Nisya merasa aneh karena tidak ada seorangpun teman kantor kami yang berada di sana. Dia terus-terusan bertanya padaku apakah mereka datang terlambat ataukah kami datang ke tempat yang salah.

 

" Mereka tidak akan datang dan kita memang berada di tempat yang tepat Nisa. "

 

" Jadi sebenarnya tidak ada acara perpisahan untuk saya dan yang mengundangku ke sini sebenarnya hanyalah kamu Adit? "

 

" Iya benar. Maaf telah membohongimu. Aku ke sini sebenarnya ingin mengatakan sesuatu padamu Nisya "

 

" Kamu ingin memberitahukan apa Dit sampai kamu harus berbohong begini sih?? "

 

" Aku sebenarnya mencintaimu Nisya. Semenjak aku putus dengan Fitri. Semenjak itulah perasaanku padamu tumbuh.

 

" Pada mulanya aku mengira itu hanya perasaan biasa saja namun setelah aku tahu bahwa kau akan menikah. Entah kenapa rasanya hatiku sakit dan tak rela jika kamu menikah dengan orang lain. Saat itulah aku sadar bahwa aku benar mencintaimu. "

 

" Aku mohon padamu batalkan pernikahan itu dan menikahlah denganku " kataku sambil membuka cincin kemudian berpose ala orang melamar yang biasa aku lihat di televisi.

 

" Membatalkan pernikahan saya?? Saya kan belum mau menikah. "

 

" Bukannya kamu sudah memilih baju pengantin yang kamu sukai. Karena kamu ingin menikah makanya kamu berniat akan berhenti bekerja dan balik ke kampung halamanmu. "

 

" Oh kalau itu sih baju pengantin kakak saya. Dia meminta untuk memilihkan baju pengantin yang pas untuknya soalnya dia kebingungan karena rata-rata baju pengantinnya bagus-bagus. Kalau masalah berhenti bekerja itu memang sudah niat saya dari dulu untuk berhenti berkerja setelah saya mengumpulkan cukup modal untuk membuka usaha sendiri. "

 

" Ehh jadi selama ini aku salah paham, aku kira kau yang mau menikah. "

 

" iya kamu salah paham, tapi sebenarnya saya juga mau segera menikah kalau sudah ketemu dengan yang pas sih. "

 

" Jadi apa kau mau menerima lamaranku "

 

" Sejujurnya saya sudah menyukai kamu sejak lama dit, mungkin sejak SMA. Saya menyukai kamu yang jujur, baik dan beramal soleh. "

 

" Tapi semenjak kamu pacaran dengan Fitri aku merasa sedikit membencimu karena kamu telah melanggar ajaran islam yang melarang ummatnya untuk berpacaran. Ditambah lagi kamu akan melamarnya membuat saya merasa harus menghilangkan perasaan padamu. "

 

" Namun saya tidak bisa menghilangkan perasaan itu. Apalagi ketika kamu dan Fitri akhirnya putus. Saat itu hati saya terasa sangat lega dan semenjak itu saya merasa makin nyaman denganmu dan kita berdua terasa makin dekat ".

 

" Tapi saya merasa hal itu adalah salah karena perasaan yang tak berbalas hanya ada untuk menyakiti hati. Dan jikalaupun perasaan itu terbalas namun jika tak dalam hubungan yang di ridhoi Allah maka nantinya hanya mendatangkan dosa dan ketidakbahagiaan. "

 

" Dan itulah salah satu alasan kenapa aku ingin segera berhenti bekerja. "

 

" Iya hubungan yang tak di ridhoinya memang hanya membawa dosa dan ketidakbahagian seperti yang aku alami saat ini, jadi kamu maukan menerima lamaranku "

 

" Untuk sekarang sepertinya tidak sih "

 

" Ah begitu ya "

 

Mendengar jawabannya tubuhku terasa down dan lemas seketika. Setelah di khianati pacar kini aku di tolak mentah-mentah oleh gadis yang aku anggap adalah cinta sejatiku saat ini. Ingin rasanya aku berteriak saat itu dan meluapkan seluruh perasaanku di pantai itu. Namun saat ini aku harus menyembunyikan rasa kecewaku dahulu dan mengantar Nisya kembali ke tempat kosnya karena hari sudah beranjak gelap.

Entah kenapa selama perjalanan aku merasa bahwa gadis itu terus memandangiku dan terkadang ia menutup mulutnya seolah ia menahan tawa dengan tangannya ketika melihat aku yang sedari tadi diam cemberut karena sedang patah hati. Tak berapa lama sampailah kami ke tempat kostnya. Nisya kemudian pamit lalu tersenyum manis padaku.

Dengan keadaan galau aku beranjak ke kamar tidurku dan memutuskan untuk segera tidur sesaat setelah tiba di kost'an. Tiba-tiba smartphoneku berbunyi rupanya Nisya mengirim pesan padaku.

 

" Saya tidak menerima lamaranmu saat itu karena saya pikir kamu juga harus meminta restu orang tuaku. "

 

 

Cerpen Romantis

NB : Wajahmu lucu dan imut kalau sedang badmood hehehehe.

 

Setelah membaca pesan darinya aku berteriak kegirangan. Kupikir dia menolak lamaranku mentah-mentah teryata tidak. Beberapa minggu kemudian aku mengambil cuti untuk pergi ke kampung halamannya dengan kedua orang tuaku. Saat aku menyampaikan niatku pada kedua orang tuanya mereka langsung merestuinya. Kami pun tak berapa lama kemudian menikah. Dan kini kami memiliki dua orang anak. Satu si bocah usil bernama Rizki dan si gadis manja Risa.

Aku kamu bukan kita tapi dia adalah kita, itulah kata yang tepat atas apa yang telah ku alami. Aku yang telah berpacaran 6 tahun dengan Fitri ternyata hubungan kami kandas di tengah jalan. Kupikir kelak dia dan aku akan menjadi kita dalam sebuah keluarga tapi tuhan berkata lain. Aku justru menikah dengan dia, Nisya gadis baik yang selama ini hanya aku anggap sebagai teman baik.

Gadis yang baik untuk pria yang baik itulah yang selalu tuhan lakukan untuk hambanya yang baik. Dan aku bersyukur karena di berikan jodoh yang baik, cantik dan taat agama seperti Nisya.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url