Cerpen Pemburu Dan Burung Bangau

Cerpen - Di sebuah desa hiduplah seorang pria bersama istri dan anaknya. Pria ini sehari-harinya bekerja sebagai pemburu demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Di suatu pagi, sang pemburu berangkat menuju hutan untuk berburu. Ia pun pamit kepada istri dan anaknya. Pagi ini ia berencana akan berburu di dekat sungai yang ada dalam hutan. Alasan ia memilih di dekat sungai adalah karena sebelumnya ia banyak sekali mendapatkan buruan di sana dan dia dapat memburu hewan-hewan dengan mudah saat mereka sedang minum di sungai.

Cerpen Pemburu Dan Burung Bangau


Sang pemburu mengambil posisi di atas pohon sembari menunggu dan mengawasi daerah sekitarnya. Hari itu sang pemburu berkali-kali menemukan hewan yang bisa ia buru. Mulai dari Rusa, Ayam Hutan, burung puyuh dan hewan lainnya. Namun entah kenapa hari itu tiap-tiap tembakan yang ia lesatkan  tak ada satupun yang mengenai hewan buruannya. Pemburu itu merasa bahwa hari ini mungkin hari sialnya karena sampai sore hari pun ia belum mendapatkan hewan yang bisa ia bawa pulang ke rumah. Ia berpikir bahwa tidak mungkin dia kembali kerumah dengan tangan kosong.

Sang pemburu mulai menyusuri daerah sekitar hutan untuk mengumpulkan serangga dan buah-buahan yang bisa dimakan. Hari mulai gelap dan ia merasa serangga dan buah-buahan yang dikumpulkan sudah cukup banyak. Sang pemburu memutuskan untuk segera pulang kerumah karena sangat berbahaya berkeliaran di hutan pada malam hari. Setelah beranjak tak berapa jauh dari tempat ia berburu. Suara yang tak asing membuat ia menoleh kembali ke arah yang telah ia tinggalkan. Suara itu adalah suara dari kawanan burung bangau yang tengah bermigrasi.

Ia pun berlari menuju kawanan burung bangau tersebut dan mengarahkan busurnya. Pemburu tersebut melepaskan beberapa tembakan panah beruntun. Alhasil satu dari kawanan burung bangau tersebut jatuh ke tepian sungai. Pemburu bergegas untuk mengambil buruannya itu. Namun alangkah terkejutnya ia saat melihat buruannya tersebut. Burung bangau tersebut memiliki sebuah bulu emas di kepalanya.


"Wah betapa beruntungnya diriku hari ini, tidak hanya dapat daging untuk dimakan tapi aku juga mendapatkan bulu emas yang berharga " pikir sang pemburu.


"Tolong jangan bunuh aku, aku mohon. Jikalau kau tak membunuhku aku akan memberikan 1 buah bulu emas untukmu setiap bulannya " pinta sang bangau.


Melihat bangau tersebut bisa berbicara, sang pemburu kembali terkejut. Burung Bangau berbulu emas dan kini bangau yang berbicara, apakah ini mimpi? gumam sang pemburu dalam hatinya. Ia kemudian menepuk wajahnya dan merasa sakit. Kini ia yakin bahwa ia tidak sedang bermimpi. Iapun menenangkan dirinya dan kembali melanjutkan pembicaraan dengan burung bangau tersebut.

 

" Sebuah bulu emas setiap bulannya,apa kau yakin bisa menepati perkataanmu. Yang ada setelah kau sembuh mungkin kau akan terbang dan kabur dariku "

 

"Aku tidak akan melanggar janjiku padamu selama kau juga berjanji akan merawatku dan tidak akan membunuhku "


" Oke, aku berjanji akan merawatmu dan tidak akan sekalipun membunuhmu selama kau memberikan sebuah bulu emas setiap bulannya padaku "

 

Sang bangau mengulurkan sayapnya ke arah sang pemburu dan pemburu menyambut sayap tersebut dengan tangannya. Mereka berdua berjabat tangan tanda bahwa kesepakatan janji telah dibuat. Setelah itu sang pemburu pun menghentikan pendarahan pada sayap bangau kemudian ia membawa bangau kembali ke rumahnya dan merawatnya.

Semenjak saat itu kehidupan sang pemburu mulai berubah. Rumah yang tadinya sebuah gubuk kecil kini berubah menjadi rumah yang indah dan berhalaman luas. Pakaian yang tadinya kotor dan lusuh kini digantikan pakaian yang selembut sutera dan bermotif indah, Segala kebutuhan pokok mereka pun terpenuhi bahkan bisa di bilang kini hidup mereka serba berkecukupan.

Walaupun kehidupan mereka sangat bahagia, namun sang pemburu tetap merawat bangau setiap hari. Hal itu ia lakukan sebagai bentuk terimakasihnya pada bangau sekaligus demi memenuhi janjinya. Tak hanya itu ia bahkan menganggap sang bangau sebagai anggota keluarganya. Namun suatu hari sang pemburu dibingungkan oleh keinginan istrinya yang tengah mengandung anak kedua. Keinginan istrinya tersebut adalah ia ingin memakan daging bangau emas tersebut.

Mendengar hal tersebut pemburu dengan spontan menolak dan menyarankan pada istrinya bahwa sebaiknya istrinya memakan daging dari bangau biasa saja. Pemburu mengingatkan istrinya bahwa jika mereka melanggar janji kepada sang bangau mereka bisa terkena karmanya. Walapun sang pemburu berulang kali menasehati istrinya dan menyarankan untuk memakan daging hewan lain, namun sang istri tetap menginginkan daging bangau emas. Bahkan si istri mengancam bahwa ia akan meninggalkan suaminya jika keinginannya tidak terpenuhi.

Pemburu kini dihadapkan dengan dua pilihan yaitu memenuhi keinginan istrinya atau memenuhi janjinya pada burung bangau. Ditengah kebingungannya sang bangau memanggil namanya dan bertanya pada sang pemburu.

" Ada apakah gerangan sehingga wajah kamu terlihat cemas dan dari tadi kamu kelihatan bingung akan suatu hal wahai pemburu? "

dengan cemas dan sedikit takut sang pemburu menjawab pertanyaan bangau.

" Anu, begini bangau, sebenarnya aku tak ingin mengatakan perihal ini padamu karena aku takut kamu akan marah dan membenciku namun aku harus mengatakan ini kepadamu.

" Apakah itu silahkan katakan saja, aku tidak akan marah " jawab bangau.

" Istriku yang tengah mengandung anak kedua ia mengidamkan ingin memakan daging burung "

" Ya sudah tinggal kamu berikan saja pada dia. Sekarang kan kamu kaya raya, jadi kamu bisa tinggal membelinya di pasar "

" Kalau ia hanya ingin daging burung biasa mungkin aku tidak akan kebingungan begini. Tapi istriku dia hanya ingin memakan daging burung bangau emas. Yaitu dagingmu burung bangau "


Mendengar perkataan tersebut bangau terkejut dan diam sejenak. Lalu kemudian ia berkata dengan bijak kepada sang pemburu.


" Kamu bisa membunuhku kemudian memasakku atau kamu bisa tidak menuruti permintaan istrimu. Apapun pilihanmu kamu harus siap menanggung resikonya karena pada akhirnya semua keputusan ada di tanganmu wahai pemburu "

" Tapi sebelum kamu mengambil keputusan akan aku ingatkan padamu bahwa kamu harus pikirkan baik-baik akibat yang akan kamu dapatkan apabila kamu mengambil salah satu dari dua pilihan tersebut "

" Jadi jika aku lebih memilih keinginan istriku apakah kamu akan marah?" tanya sang pemburu pada bangau

" Apa pun pilihanmu itu, diriku akan berlapang dada menerimanya "


Keesokan pagi harinya sang pemburu pada akhirnya telah mantap akan pilihannya. Sebelum pergi menyembelih burung bangau ia meneguhkan hatinya karena ia akan menyembelih bangau yang telah dia anggap sebagai keluarganya serta mempersiapkan sebilah pisau tajam. Saat sang pemburu berdiri tepat dengan pisaunya di hadapan bangau. Bangau sangat sadar keputusan apa yang telah diambil sang pemburu. Bangau pun dengan pasrah mendekati pemburu dan meluruskan lehernya agar pemburu dengan mudah menyembelihnya. 

Srek, suara bilah pisah memotong leher bangau. Dan darah segar berkucuran keluar dari lehernya dan melumuri tangan dan baju pemburu. Melihat bangau yang telah dia anggap sebagai keluarganya kini tak bernyawa di tangannya, sang pemburu tak kuasa menahan kesedihannya. Ia pun meneteskan airmatanya.

Setelah menyembelih dan membersihkan daging bangau kemudian sang pemburu menyerahkannya kepada sang istrinya untuk di masak. Melihat suaminya yang memenuhi keinginannya, sang istri terlihat sangat gembira dan sang istripun berjanji bahwa ia akan memasak masakan yang lezat dengan menggunakan daging tersebut.

Dengan melihat istrinya yang begitu gembira dalam hati sang pemburu berpikir mungkin ini adalah pilihan yang terbaik. Kesedihan akan kehilangan sang bangau juga sedikit berkurang ketika ia melihat senyuman manis terpancar di wajah sang istri. Pemburu pun pada hari itu tetap melakukan aktivitasnya seperti biasanya walaupun ada kebahagian dan kesedihan yang bercampur aduk dalam hatinya.

Beberapa bulan kini berlalu, saat yang mereka nantikan kini telah tiba yaitu hari dimana istrinya akan melahirkan. Sang istri kini tengah berjuang melahirkan dengan dibantu dukun beranak. Pemburu dengan sabar menunggu diluar ruangan kamar. Tiba-tiba terdengar suara teriakan. Mendengar teriakan tersebut sang pemburu spontan berlari ke dalam ruangan dan bertanya ada apakah gerangan yang terjadi. Dukun beranak dengan kondisi terkejut dan ketakutan menjawab pertanyaan tuan pemburu.

 

" A aaa, aanu pak, istri bapak melahirkan anak bangau, ini pasti pertanda buruk" jawab dukun beranak.

 

" Tidak mungkin, aku yakin kamu pasti berbohong "

 

" Kalau bapak tidak percaya silahkan bapak lihat sendiri di sana, dan saya izin pamit pak soalnya saya takut karena baru kali ini saya melihat ada orang yang melahirkan anak berwajah burung bangau " dukun beranak kemudian tergesa-gesa keluar dari tempat tersebut.

 

Semula ia tidak percaya dengan apa yang dikatakan dukun beranak itu namun setelah melihat dari dekat wujud anak yang dilahirkan istrinya lantas ia percaya semua itu bukanlah kebohongan semata. Di atas tempat tidur bayi ia melihat bayi manusia yang berwajah bangau tengah berbaring. Bayi itu tengah menangis seperti bayi manusia pada umunya ketika baru terlahir ke dunia.

 

"Inikah karmaku karena melanggar janjiku pada bangau emas? pikir pemburu dalam hati.

 

"Jika memang ini maka aku akan menerimanya dengan ikhlas demi menebus dosaku pada sang bangau"

 

Sejak saat itu sang pemburu merawat dan membesarkan anak tersebut selayaknya anaknya sendiri. Ia tetap tulus merawat dan menyayangi anak tersebut meskipun anak tersebut berwajah seperti bangau. Dan ia juga tak mempedulikan hinaan masyarakat sekitar yang mengatakan bahwa dirinya memiliki anak siluman, anak monster dan juga anak pembawa sial.

Namun berbanding terbalik dengan suaminya, istrimya justru membenci dan tak mau merawat anak berwajah aneh tersebut. Setiap harinya sang istri mencerca anak itu dan enggan merawatnya. Sang istri bahkan meminta suaminya untuk membuang atau bahkan membunuh anak itu. Tak hanya itu saja sang istri bahkan sempat melakukan percobaan pembunuhan terhadap anak tersebut namun nasib baik suaminya berhasil menghentikan perbuatan buruk istrinya itu.

15 tahun kini telah berlalu dan sang anak telah tumbuh dewasa. Dak adalah nama anak tersebut yang diberikan oleh ayahnya. Ia tumbuh menjadi anak yang kuat raga dan kuat mental serta berbudi luhur. Ia sering kali membantu ayahnya berburu di hutan sementara saudarinya membantu ibunya di rumah. Dak sangat senang membantu ayahnya berburu di hutan. Ia juga sering menghabiskan waktunya menjelajahi hutan.

Bukan tanpa alasan mengapa Dak lebih sering menghabiskan waktunya di hutan, ia melakukan itu semata-mata hanya karena ia memang menyukai hutan dan demi menghindari olokan dan perlakuan buruk yang tiada habisnya yang sering ia terima dari masyarakat sekitar dan juga dari ibunya dirumah.

Suatu ketika saat Dak dan ayahnya pergi berburu di hutan. Seorang pelancong tiba di desa mereka. Pelancong itu ternyata adalah Seorang Pemburu bayaran yang hobi mengumpulkan hewan langka dan aneh untuk koleksinya dan untuk dijual kembali. Pelancong tersebut singgah di desa tersebut untuk beristirahat dan menyiapkan persediaan pangan sebelum mereka melanjutkan perjalanan kembali ke kerajaan.

Mengetahui kedatangan pelancong tersebut maka istri pemburu bergegas menemui si pelancong. Saat mereka telah bertemu. Istri pemburu memberi tahu pelancong tersebut bahwa ada hewan langka yang bisa ditemukan di hutan. Hewan langka itu adalah bangau bertubuh manusia. Si istri tidak memberitahukan bahwa bangau bertubuh manusia itu adalah anaknya yang juga seorang manusia. Hal itu sengaja ia lakukan agar si pelancong tidak segan-segan membunuh anak itu.

Mendengar apa yang di sampaikan istri pemburu, si pelancong pun akhirnya tertarik memburu hewan bangau bertubuh manusia tersebut. Ia pun mengambil busur panahnya dan melakukan persiapan pemburuan. Namun sebelum pelancong pergi, istri pemburu meminta si pelancong untuk sekalian memburu 10 ekor ayam hutan utuknya sebagai timbal-balik atas informasi yang telah ia berikan ke si pelancong. Si pelancong meng-iyakan permintaan tersebut dan bergegas menuju hutan.

Saat itu hari telah sore dan pemburu telah kembali pulang kerumah sementara Dak masih menghabiskan waktunya di hutan. Saat Dak tengah bersantai di atas pohon, sebuah busur panah tanpa ia sadari melesat ke arahnya dan menancap dipunggungnya. Ia yang terkejut spontan berlari menjauhi arah datangnya panah. Ia terus berlari tanpa mempedulikan rasa sakitnya dan berusaha berlari menuju desa.

Saat sedang berlari tiba-tiba ia tumbang, Dak merasa bahwa seluruh tubuhnya tidak bertenaga dan sulit digerakkan. Rupanya anak panah yang menancap ditubuhnya tersebut telah dilumuri racun, ia kemudian pingsan seketika. Saat ia tersadar, tubuhnya telah diikat dengan tali yang kuat dan di hadapannya berdiri si pelancong yang sedang bersiap untuk menyembelihnya. 

 

" Apakah kau akan membunuhku? "

 

" Kamu bisa bicara ? bukannya kamu hanya hewan? "

 

" Tentu aku bisa bicara karena aku adalah manusia yang sama sepertimu "

 

" Berarti wanita itu berbohong padaku, dia berkata bahwa kamu hanyalah hewan langka"

 

" Kalau boleh aku tahu bagaimanakah ciri wanita yang memberitahukanmu bahwa aku adalah hewan langka? "

 

" Wanita itu berumur sekitar 40 tahunan namun wajahnya terlihat masih muda dan aku pikir wanita itu cukup kaya raya. Aku bisa simpulkan begitu karena ia memakai pakaian dan perhiasan yang mahal "

 

Pastilah itu ibu pikir dak dalam hati. Ibu sangat membenciku bahkan aku dengar dari kakak bahwa dahulu ibu sempat ingin membuangku ke hutan tanpa sepengetahuan ayah.

 

" Setelah tahu aku adalah manusia apakah kamu tetap akan mebunuhku? "

 

" Aku akan melepaskanmu, sejujurnya aku tidak tertarik dengan manusia jadi-jadian "

 

" Kata-katamu sangat  menyakitkan tapi ku rasa kau masih memiliki hati karena membiarkan aku hidup walaupun bisa saja kau menjualku dengan harga yang tinggi pada kolektor "

 

"  Angkat tanganmu, aku akan memotong ikatanmu dengan pisau ini "

 

Spontan Dak menendang kaki pelancong, pelancong pun terjatuh dan pisau tersebut menancap di perut Dak. Dak sengaja melakukan hal itu untuk mengakhiri hidupnya.

 

" Kenapa kau melakukan hal ini nak, kenapa kau sengaja mendorongku ? "

 

Dak dengan suara lirih menjelaskan alasan kenapa ia melakukan hal itu. Pelancong yang tidak begitu mengenal Dak meneteskan airmatanya ketika mendengarkan alasan mengapa Dak ingin mengakhiri hidupnya. Kemudian Dak pun meminta permohonan terakhir pada Pelancong. Pelancong pun menyangggupi permintaan terakhir Dak.

Di desa, istri pemburu tengah menunggu kabar dari pelancong. Dia duduk di teras rumahnya sambil menunggu pelancong tiba membawakan ayam hutan untuknya dan juga membawakan kabar baik baginya. Si Pelancong yang ditunggu-tunggu pun tiba, istri pemburu bergegas menghampirinya dan menanyakan bagaimana hasil buruannya.


" Apakah kamu berhasil memburu makhluk aneh itu?"

 

" Iya aku berhasil mendapatkannya dan juga daging ayam hutannya"

 

" Oh begitu ya, tapi kenapa wajahmu terlihat sedih "

 

" Aku hanya teringat anak istriku di rumah. Aku sudah lama tak berjumpa mereka jadinya aku rindu "

 

" Jangan sedih, sebentar lagi kamu kan akan sampai ke kerajaan jadi kamu bisa bertemu mereka. Dan juga dengan uang hasil menjual hewan langka itu kamu bisa membuat mereka bahagia bukan? 


"Betul juga kata ibu, berkat perkataan ibu sekarang aku sudah tidak begitu sedih lagi dan kembali bersemangat !!

 

Setelah menyerahkan daging, pelancong pun pergi meninggalkan kediaman pemburu.  Tak berapa lama setelah pelancong pergi istri pemburu bersorak gembira. Ia berteriak kegirangan sampai-sampai anak gadisnya keheranan dengan tingkahnya. Sang anak pun bertanya kepada ibunya mengapa ia terlihat begitu bergembira. Ibunya tak mungkin menjawab pada anak gadisnya bahwa ia bahagia setelah menyingkirkan Dak. Ia menjawab bahwa ia bergembira karena besok mereka akan mengadakan pesta besar-besaran dalam rangka memperingati hari jadi pernikahannya.

Keesokan harinya istri pemburu mengadakan pesta besar-besaran. Ia mengundang seluruh warga desa menghadiri pestanya. Di pesta tersebut terhidang banyak sekali makanan-makanan lezat, termasuk daging ayam hasil buruan si pelancong turut dihidangkan dan tak lupa musik tradisional yang mengiringi jalannya pesta tersebut. Penduduk desa dan istri pemburu sangat menikmati pesta tersebut. Mereka menyantap hidangan lezat yang disediakan. Daging ayam buruan pelancong adalah hidangan yang paling mereka minati, sampai sampai hanya hitungan jam saja daging ayam tersebut habis tak tersisa.

Sementara  istrinya tengah berpesta, sang pemburu malah resah memikirkan anaknya Dak yang dari kemarin belum pulang kerumah. Pemburu pun memutuskan untuk mencari anaknya ke hutan dibanding ikut berpesta ria dengan istrinya dan para warga. Pemburu menjelajahi tiap area hutan yang sering ia kunjungi dengan Dak bahkan ia juga mencari di area hutan yang belum pernah ia kunjungi.

Namun tampaknya usaha pemburu itu sia-sia. Dari pagi hari hingga sore hari ia mencari Dak namun ia tak jua menemukannya. Karena hari sudah mulai gelap dengan berat hari pemburu memutuskan untuk menyudahi pencarian hari ini dan kembali pulang. Ia berharap saat ia pulang nanti Dak sudah ada di rumah. Saat pemburu hampir tiba di desanya, langkahnya tiba-tiba terhenti karena ia mendengar suara teriakan dari arah kediamannya. Iapun berlari tergesa-gesa menuju rumahnya. Sesampainya di tempat kejadian, sang pemburu tercengang kaget. Pemandangan yang dilihat oleh matanya benar-benar diluar akal sehat. Ia melihat satu-persatu warga desa yang mengikuti pesta berteriak berubah menjadi patung emas.

Ia pun cemas akan anak istrinya dan mengecheck ke dalam rumah. Di dalam rumah ia melihat istrinya menangis ketakutan, sedikit demi sedikit tubuhnya mulai berubah menjadi patung emas. Perubahan itu dimulai dari kaki dan menuju kepala. Sang pemburu berusaha menolong istrinya, ia pun memotong kaki istrinya sebelum perubahan itu menuju pahanya. Namun setelah kakinya terpotong perubahan itu tetap berlanjut dari bagian yang terpotong tadi.

Sedikit demi sedikit tubuhnya mulai berubah hingga akhirnya keseluruhan tubuhnya berubah menjadi patung emas. Pemburu yang tidak bisa apa-apa hanya bisa menangis melihat kondisi istrinya yang telah berubah seluruhnya menjadi emas. Saat ia tengah bersedih ia teringat akan putrinya iapun segera mencari-carinya dengan harapan putrinya tersebut tidak mengalami kondisi aneh sama seperti ibunya.

Setelah mencari kesana-kemari akhirnya ia menemukan putrinya tengah berbaring dikamarnya. Ia melihat kearah putrinya dan bersyukur bahwa putrinya tidak mengalami kejadiaan naas seperti istrinya. Iapun bertanya tentang apa yang terjadi dan mengapa sang putri hanya berbaring disini dan tidak mengikuti pesta seperti yang lain lainnya.

Si putri berkata bahwa sebelumnya ia merasa tidak enak badan dan ibunya menyuruhnya untuk beristirahat setelah minum obat. setelah meminum obat pemberian ibunya, ia merasa sangat-sangat mengantuk dan akhirnya ia tertidur. Ia tertidur sangat lelap mulai pagi hingga ayahnya membangunkannya yaitu di sore hari. Saat tertidur suara gaduh sempat membangunkannya. Namun karena sangat mengantuk ia memutuskan untuk melanjutkan tidurnya.

Setelah menemukan putrinya, pemburu memutuskan melihat keadaan orang-orang yang ada di desa. Ia berharap akan ada beberapa orang yang masih berwujud manusia sehingga ia dapat mengumpulkan informasi tentang penyebab berubahnya orang-orang menjadi emas dan cara untuk mengembalikan orang yang telah berubah menjadi patung emas menjadi manusia. Setelah berkeliling dari rumah-kerumah, pemburu tidak menemukan seorang warga pun yang masih berwujud manusia.

Setelah tidak menemukan seorangpun, ia akhirnya bertemu pelancong. Ia bertanya bagaimanakah ia bisa selamat dari kejadian aneh yang terjadi di desa ini. Pelancong berkata bahwa ia tidak memakan-makanan yang di hidangkan di desa ini karena ia tahu ia akan berubah menjadi patung emas jika memakannya. Mendengar hal itu pemburu bertanya mengapa ia bisa tahu bahwa makanan itu dapat mengubah seseorang menjadi emas.

Pelancong menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Dia berkata bahwa ini adalah hukuman dari seorang anak yang ingin dibunuh oleh ibu kandungnya sendiri dan hukuman kepada penduduk desa yang tiap hari tanpa hentinya menyakiti dan menghinanya hanya karena dia memiliki wajah mirip burung bangau. Pemburu yang mendengar hal itu terkejut dan langsung menangis.

 

" Mengapa engkau tiba tiba menangis? " tanya pelancong

 

" Orang yang dihukum itu adalah istriku dan orang yang menghukum itu adalah anak kandungku sendiri "

 

" Aku yang dari tadi mencari ayahnya Dak untuk mengatakan kebenaran dan pesan terakhirnya. Sungguh tak disangka-sangka bertemu denganmu. Ah ini pasti takdir "


" Pesan terakhir Dak ? Apa maksudmu kawan ? "


" Dak telah tiada dan dia menitipkan pesan terakhir padaku untuk di sampaikan padamu "


" Jikalau boleh aku tahu apa pesan terakhir Dak?

 

" Ia memintamu untuk tidak menangisi kematiannya karena ia sama sekali tidak menyesal hidup di dunia ini karena ia memiliki ayah yang sangat baik dan sangat menyayanginya.

 

" Ia juga memintamu untuk memaafkannya atas apa yang ia lakukan, ia melakukan ini hanya untuk menghukum mereka atas perlakuan mereka selama ini. Dan dia meninggalkan kakaknya yang baik dan cantik untuk menjagamu dan mengurangi kesedihanmu.


" Dan yang terakhir ia memintamu dan putrimu meninggalkan desa ini karena sebentar lagi desa ini perlahan-lahan akan di telan bumi.

 

Sang pemburu setuju untuk meningalkan desa dengan putrinya namun sebelum itu ia meminta pelancong untuk menunjukkan pemakaman putranya. Ia ingin menjumpai putranya untuk terakhir kalinya sebelum ia pergi meninggalkan desa itu. Di pemakaman putranya ia menangis sejadi-jadinya dan memohon maaf atas perbuatan istri dan warga desa kepadanya. Setelah puas ia dan anaknya pergi memulai hidup baru dan meninggalkan desa yang perlahan lenyap di telan bumi.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url